BENARKAH ACTIVE
LEARNING MAMPU MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS
Bagaimana program active learning disusun, sehingga mampu
meningkatkan produktifitas ? berikut yang menjadi pertimbangannya :
1.
Active learning berisi macam penyimpangan
yang pernah terjadi di perusahaan
Macam penyimpangan diidentifikasi, program active
learning dapat disesuaikan dengan kondisi di perusahaan. Semua karyawan yang
mengerjakan Latihan berpikir active learning, sudah memahami macam penyimpangan
sehingga mereka tidak melakukan penyimpangan atau menjadi jauh lebih mudah
Ketika ditegur atau diingatkan. Dengan menurunnya kasus penyimpangan, berarti
terjadi efisiensi terhadap Cost of Quality. Penyimpangan yang masih terjadi,
berarti adanya faktor kesengajaan karyawan, dan ini dibutuhkan ketegasan
leader.
2.
Prosedur dan standart kerja
Disain prosedur dan standart kerja yang sering terjadi
kesalahan. HRD dapat mengetahui tingkat pemahaman karyawan terhadap prosedur
dan standart kerja. Karyawan cenderung mematuhi cara kerja yang ditetapkan.
3.
Pembentukan kebiasaan berpikir
Disain Latihan berpikir active learning mampu
menciptakan kebiasaan berpikir. Jawaban yang mudah dimana peserta Latihan cukup
menjawab B atau S. Kecerobohan karena tidak memahami persoalan yang ditanyakan
menyebabkan karyawan terus berpikir bagaimana ia bisa menyelesaiakan Latihan
pada materi yang ditugaskan. Kebiasaan berpikir, kesabaran dan ketelitian dapat terbentuk, bukankah ini yang
menyebabkan karyawan bertindak optimal.
4.
Pembentuk Kerangka Berpikir
Manusia bertindak dan bersikap sesuai kerangka berpikirnya. Ketika kerangka berpikirnya tidak mendukung peningkatan produktifitas maka dibutuhkan upaya keras untuk mewujudkan produktifitas di perusahaan.
a. Orang yang percaya bahwa kegagalan ada dalam hidup maka ia mudah patah semangat Ketika mendapatkan hambatan.
b. Karyawan yang meyakini bekerja mencari uang, maka semangatnya menurun dan mudah kecewa ketika uang yang diharapkan tak kunjung di terima.
c. Karyawan yang meyakini bahwa uang pension bisa meningkatkan kualitas hidupnya, maka ia memilih strategi yang penting masuk kerja dan jangan buat kesalahan yang dapat di phk.
d. Karyawan yang yakin focus pada kerja mampu meningkatkan karirnya, maka tak pernah dapat menghasilkan peningkatan perbaikan diri dan produktifitas.
e. Karyawan yang memiliki pemikiran buat apa kerja keras, karena yang diuntungkan adalah bos pemilik perusahaan. Tak pernah mampu meningkatkan kinerjanya.
f. Karyawan yang merasa telah berbuat kebaikan dengan bekerja sungguh-sungguh, tentu sulit untuk lakukan peningkatan perbaikan diri dan cenderung mempertahankan cara kerjanya.
g. Karyawan yang memandang keluhan ha yang wajar maka sulit untuk memahami sumber keluhan.
h. Karyawan yang tak mampu mengelola keuangan diri dan taka da yang mengingatkan, tentu akan berpengaruh oada pekerjaan yang dilakukannya.
i. Dan lain-lain. Masih banyak kerangka berpikir yang perlu dibentuk dalam benak karyawan agar terjadi peningkatan produktifitas.
5.
Berisi praktek terbaik di beberapa
perusahaan
Bagaimana seorang leader bekerja 1 jam, mampu meningkatkan
hasil produksi darib kebiasaan kerja 7 jam. Bagaimana menjamin setiap orang
mampu mencari barang dalam 3 menit. Bagaimana jumlah petugas Gudang mampu
diefisiensikan manakala mengatur Gudang bukan menata barang tetapi
pergerakannya. Bagaimana meningkatkan kecepatan pengiriman, sehingga jumlah
ritase meningkat. Banyak hal yang bisa dijadikan alternatif ide bagi peserta
Latihan berpikir active learning.
6.
Penerapan menyeluruh
Penerapan menyeluruh pada semua bagian akan terjadi
akumulasi perbaikan dengan menumbuhkan ide-ide perbaikkan yang bisa di generate
melalui Latihan berpikir. Strategi untuk terjadinya peningkatan produktifitas
tidak hanya memperbaiki proses kerja tetapi juga bagaimana mereka bersedia
melakukannya.
7.
Membuka pikiran karyawan
Mematuhi SOP adalah kewajiban. Disisi lainnya, SOP
mencetak karyawan yang benar-benar patuh tetapi kehilangan peluang berpikir
kreatif. Tanpa berpikir kreatif maka peluang perbaikan menjadi berkurang.
8.
Waktu yang dibutuhkan singkat, dan
dikerjakan individu.
Semua karyawan dapat berlatih dengan durasi waktu tak
mengganggu pekerjaan. Waktu Latihan disetting dapat diselesaikan oleh karyawan
dalam periode 6 sampai dengan 10 menit. Sedangkan untuk leader disetting, mampu
diselesaikan dalam waktu 8 sampai dengan 18 menit.
Hadirnya program active learning yang kami disain
selama 16 tahun dan telah mencapai lebih dari 6500 soal kiranya dapat membantu
hrd atau manajemen dalam mengembangkan soft skill dan membentuk sikap kerja
yang dibutuhkan di perusahaan.
Salam sukses selalu
Drs. Psi. Reksa Boeana
Executive Partner PT.Smart Business Solution
Dapatkan peluang passive income sebesar 20%
Hubungi 08563221722, https://activelearning.site
Materi warehouse disini : http://www.penataan-gudang.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar