SEJARAH ACTIVE LEARNING
Berdasar pengalaman memberikan
bantuan konsultasi manajemen untuk peningkatan produktifitas dan efisiensi di
perusahaan selama lebih dari 32 tahun, kami menyimpulkan :
1.
Tak cukup untuk bisa menanamkan mindset produktif
dan efisien dalam benak karyawan. Mereka butuh bantuan untuk di monitoring. Ada
klien yang menyampaikan, ketika konsultan ada di perusahaan, terjadi perbaikan,
tetapi ketika ditinggalkan, terjadi penurunan kembali. Pokok persoalannya,
sebetulnya bukan pelatihan atau keberadaan konsultan, tetapi mindset produktif
belum masuk dan tercipta dibenak karyawan.
2.
Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu
ISO 9000 dan HACCP, karyawan menjadi super sibuk Ketika ada audit eksternal
untuk memperpanjang sertifikasi yang mereka peroleh. Bahkan ada yang telah
lebih dari 8 tahun memperoleh sertifikasi ISO tetap melakukan kegiatan untuk
melengkapi dokumen yang diperlukan. Memang dibutuhkan waktu untuk menanamkan
mindset sesuai harapan manajemen.
3. HRD memiliki tugas untuk mengembangkan SDM perusahaan oleh karena itu mereka menyusun rencana pelatihan sesuai kebutuhan pekerjaan. Meskipun sebagian besar belum melakukan secara optimal dan lebih sibuk dengan kegiatan administrasi karyawan.
HRD membuat pelatihan
* Pelatihan SOP
Mereka mendisain mulai dari cara membuat SOP, pentingnya SOP hingga SOP sebagai pedoman untuk kerja. Banyak karyawan yang tak perhatian pada dokumen SOP dan tetap mengandalkan kebiasaan kerjanya. Pelatihan kepatuhan terhadap SOP juga menurunkan tingkat kreatifitas karyawan yang dibutuhkan dalam proses improvement.
* Bimbingan Pengawas
Diharapkan pengawas memiliki kepedulian dalam memberikan bimbingan kepada karyawan. HRD memberikan formulir evaluasi untuk diisi oleh pengawas. Praktek yang terjadi, jarang ada pengawas yang memberikan bimbingan dengan mengandalkan checklist materi yang perlu dikuasai oleh karyawan. Karena kesibukan kerja, pengawas memberikan bimbingan hanya Ketika karyawan melakukan kesalahan. Pada umumnya yang mendapat bimbingan adalah karyawan baru, sedangkan karyawan lama kurang mendapat perhatian pengawas. Prioritas pengawas memberikan bimbingan teknis operasional kerja.
* Pelatihan yang diberikan secara tutorial.
Pembicara diambil dari internal dan eksternal. Namun pelatihan tutorial ditentukan oleh pemateri, jadi pemberiannya tidak bisa terstandarisasi. Disamping itu tidak semua karyawan mendapatkan materi yang sama, terutama untuk karyawan baru.
Berdasar atas analisa hasil pelatihan maka menjadi kebutuhan prioritas untuk membentuk kerangka berpikir pada karyawan. Manusia bersikap dan melakukan Tindakan ditentukan oleh kerangka berpikirnya. Dalam proses membentuk kerangka berpikir, tak cukup dengan pemberian materi satu kali tetapi membutuhkan pengulangan. Oleh karena itu 16 tahun lalu, kami Menyusun program active learning untuk seluruh karyawan.
Program
cukup efektif dalam meningkatkan kedisiplinan, produktifitas dan efisiensi di
perusahaan karena dalam materi disampaikan soal dan studi kasus perbaikan yang
pernah dilakukan dalam meningkatkan produktifitas.
Salam
semangat tuk terus kembangkan sdm
Drs.Psi.
Reksa Boeana
Executive Partner PT.Smart Business Solution
Dapatkan
peluang passive income sebesar 20%
hubungi 08563221722 , https://activelearning.site
Materi warehouse disini : http://www.penataan-gudang.blogspot.com
Amazing, karena program active learning ini saya menjadi lebih proaktif, visioner, hidup menjadi penuh rasa syukur
BalasHapus